Kamis, Januari 15, 2009

Sekilas tentang desa Pangauban

Desa Panguban berpenduduk sekitar 10328 jiwa terdiri dari 3255 kepala keluarga. Nama Panguban sendiri berarti adalah tempat perkumpulan, entah kapan dan siap yang memberi nama Panguaban yang jelas nama Pangauban sudah sejak dahulu kala memang ada di wariskan oleh para leluhur yang ada di desa Pangauban.
Kondisi desa panguban di jelasakan oleh kepala desa Pangauban Bapak Yuyun Sujana SE bahwa kondisi desa pangauban dibagi menjadi tiga bagian besar, dimana 1/3 daerahnya adalah jona industri, 1/3 adalah jona pertanian dan satu pertiga lain sisanya adalah kawasan pemukiman penduduk. Propesi penduduk Desa Pangauban yang paling banyak adalah berpropesi sebagai petani penggarap, untuk masyarakat yang berpropesi sebagai buruh pabrik rata-rata berasal dari warga pendatang baik dari daerah Jawa Barat maupun dari luar Jawa Barat.
“Secara khusus desa Pangauban tidak memunyai peportensi yang menonjol, tapi ada bebrapa catatan tentang potensi desa ini, misalnya di bidang kerajinan daur ulang dari barang-barang bekas, kerajinan tangan, bahkan di kerajinan tangan tepatnya di RW 10 ada salah seorang warga yang membuat miniature berbagai bentuk pesawat terbang yang terbuat dari bambu yang di padukan dengan bahan lainnya, itu sudah sangat terkenal baik di tingkat local maupun tingkat nasional karena memang sering mengikuti berbagai kegiatan pameran baik yang dilakukan di tingkat local maupun nasional” jelas Bapak Yuyun Sujana SE kepada radio K-PASS.
Di sector seni dan budaya desa panguban pun mempunyai kesenian yang memang sudah cukup dikenal seperti seni bela diri pencasilat dan seni debus yang sudah tersohor dan pernah di tampilkan di salah satu station yang ada di Negara Inggeris. Selain hal tersebut di desa Panguban pun masih banyak potensi seni yang lainnnya seperti adanya group degung, jaipong, kacapi suling dan calung.
Salah satu potensi yang berkembang di masyarakat pun terutama di dusun Bojong buah adalah mengenai pengemangan lahan serta potensi sungai Citarum. Banyak waraga yang menjaring rejeki di sungai Citarum terutama pada musim hujan ketika sungai Citarum banyak membawa ribuan sampah. Warga Bojong buah memanfaatkan kondisi tersebut dengan memungut barang-banrang yang terbawa arus sungai yang masih bisa di manfaatkan untuk di daur ulang seperti aneka barang yang terbuat dari plastic seperti botol ex minuman mineral, bahkan kepala desa Pangauban secara khusus mengatakan “ Saya kepala Desa Panguban Kec. Katapang Kab. Bandung sangat berharap adanya perhatiaan dari pengelola DAS Citarum dan PLTA Saguling kepada para pemulung di sungai Ciratum, sebabb para pemulung atau lebih dikenal dengan sebuatna “burok” buruh rongsokan tersebut sedikitnya telah mengurangi tumpukan sampah dikawasan waduk Saguling, saya mohon ada perhatian di berbagai hal, mudah-mudahan suara saya ini bisa di dengan oleh orang-orang yang berkepentingan”.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Kang Yuyun, saya warga kampung Pangauban RT 03 RW 11 sedang mengurus proses perceraian dengan istri saya, dari tanggal Ikrar Talak sampai saat ini, kurang lebih 6 bulan proses itu belum selesai, sedangkan masalah biaya administrasi sudah tuntas. Proses itu ditangani oleh salah seorang Petugas yang ditunjuk di wilayah dusun Pangauban. Saya mohon bantuan dari Bapak Kades tentang masalah ini, karena saya butuh kepastian, tidak seperti sekarang, menggantung karena urusan suratnya belum selesai. atas bantuan dan waktunya saya ucapkan terima kasih

    BalasHapus

Silahkan berkomentar sebelum komentar itu di larang